Investor Beralih Ke Suku Bunga Saat Wall Street Terus Menurun

Investor Beralih Ke Suku Bunga Saat Wall Street Terus Menurun
Liputan digital. Posisi Wall Street saat ini terus merosot dalam sesi perdagangan, Kamis (11/10/18) waktu setempat di saat kekhawatiran investor terkait kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) alias Fed rate. Kondisi ini ditambah situasi perang dagang antara AS versus China bagian dari salah satu yang membuat  perhatian serius menjelang musim laporan pendapatan kuartalan perusahaan.

Pada hari keenam berturut-turut indeks S & P ditutup turun 2,1% setelah anjlok mencapai sebesar 3% pada perdagangan Rabu. Tapi pada sesi terendah indeks patokan jatuh 2,7% ke tingkat terendah sejak awal Juli. Selanjutnya Nasdaq menghindari koreksi, dimana sepanjang sesi menyusut 10,3% dari Agustus.

Investor khawatir bahwa pasar ekuitas akan memiliki kesulitan untuk pemulihan di tengah tren kenaikan suku bunga. Serta ketidakpastian tentang berapa banyak pertumbuhan pendapatan akan terpengaruh oleh perang Dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Dow Jones Industrial Average jatuh 545,91 poin atau 2,13% untuk ditutup pada level 25.052,83 ketika indeks S & P 500 kehilangan 57,31 poin yang setara dengan 2,06% menjadi 2.728,37. Sementara komposit Nasdaq turun 92,99 poin atau 1,25% di posisi 7.329,06.

Sektor energi mengalami pelemahan terbesar usai merosot mencapai 3,1% saat harga minyak sedikit tertekan ke posisi terendah dua pekan setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah AS lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Sektor keuangan juga jatuh sebesar 2,9% terseret penurunan saham perbankan 2,7% sehari sebelum tiga bank terbesar mengumumkan laporan kuartalan. Wall Street berharap pendapatan perusahaan S & P 500 tumbuh pada kuartal ketiga mencapai 21,3% menurut data I/B/E/S dari Refinitiv.

Dilain Kesempatan  pada perdagangan, Rabu tercatat sektor teknologi jadi beban terberat di tengah aksi jual hingga ditutup turun 1,3% pada hari Kamis. Meski begitu pasar saham sedikit mendapatkan dukungan di awal sesi ketika data AS menunjukkan kenaikan harga konsumen lebih kecil dari yang diantisipasi karena ditakutkan mudah meningkatkan tekanan inflasi.

Data membantu mendorong imbal hasil Treasury AS untuk lebih rendah satu minggu dan menenangkan ekuitas investor. Tetapi investor masih menghadapi segudang ketidakpastian, termasuk menjelang pemilihan umum tengah semester pada kongres AS pada 6 November, mendatang. Ditambah komentar hawkish minggu ini dari pejabat Federal Reserve AS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suku bunga acuan 5.75 Persen BI harus Mempertahankan

Gemuruh Tepuk tangan pada saat Prabowo Memberikan Beberapa Materi Tentang Pelatihan Jurnalistik

Rupiah diperkirakan akan Melemah Lagi